Followers

Friday 28 August 2015

 Makna Tembang Ilir - Ilir
       Salah satu lagu tinggalan para wali songo yang populer di kalangan ummat islam adalah lagu ilir-ilir yang disusun oleh Kanjeng Sunan Kalijaga. Berikut ini ulasan makna dibalik setiap bait ilir-ilir.
             
      

 ILIR - ILIR (Kipas-kipas)
       Yang dimaksud dengan ilir-ilir atau kipas-kipas disini adalah menggerakkan ilir atau kipas agar supaya timbul udara/hawa yang bergerak. Biasanya yang diiliri atau yang dikipasi adalah bara api. Dalam lirik yang dimaksud api adalah api asmara, yang dikipasi atau dirangsang agar tumbuh nafsu birahi sehingga dapat melaksanakan kewajiban sebagai manusia untuk beribadah dan berkembang biak dalam rangka membentuk nasab atau keturunan.
Pada lirik pertama tentang ini dapat disimpulkan sebagai masa atau  waktu untuk menanam.

        TANDURE WUS SUMILIR (Tanamannya sudah tumbuh)
        Setelah proses tanan menanam bisa dilaksanakan dengan baik, maka tiba saatnya benih yang ditanam tadi tumbuh. Yaitu ditandai dengan proses kehamilan pada perempuan atau calon ibu. Dalam hal ini yang ditanam adalah bibit atau benih calon manusia. Dan bibit itu tumbuh dan berkembang didalam rahim sesuai dengan ketentuan yang telah ditetepkan oleh Allah SWT. Proses ini bisa disebut sebagai masa pertumbuhan atau masa hidupnya manusia di alam mahdi.

         TAK IJO ROYO-ROYO (Nampak indah menghijau)
         Bila masa kandungan atau masa di alam mahdi telah selesai, maka terlahirlah sang jabang bayi ke alam dunia. Bayi yang baru lahir ke alam dunia tentunya sangat menyenangkan. Diibaratkan tumbuhan yang baru bersemi dengan daunnya yang menghijau. Dan akan tumbuh serta berkembang sesuai dengan ketentuan hukum alam atau sunnatullah yang berlaku. Dan proses kejadian manusia ini tidak lepas dari pengawasan dan pemeliharaan Allah SWT, sebagai tuhan yang menciptakan manusia dengan segala kesempurnaan-Nya. Masa ini bisa disebut juga dengan masa perkembangan anak. Yaitu mulai usia 0 tahun hingga masa aqil balig.

           TAK SENGGUH KE-MANTEN ANYAR (dilakukan oleh dua orang)
           Dan yang bisa melakukan itu semua, mulai proses membangkitkan hawa nafsu, proses menanam hingga tumbuh dan berkembangnya manusia adalah dua orang yaitu seorang laki-laki dan seorang perempuan. Kata MANTEN disini berasal dari tata bahasa arab yaitu Man dan Taini. Man berarti orang sedangkan taini berarti dua.

                  Dalam arti lugas bahwa lirik Tak Sengguh Kemanten Anyar adalah dianggap yang bisa melakukan proses ini semua, mulai menanam benih, terjadinya hamil dan terlahirnya bayi adalah dua orang yang baru dipertemukan dengan melalui proses persaksian atau pernikahan. Sehingga timbul nilai ibadah diantara keduanya. Bila pertemuannya tidak melalui persaksian atau pernikahan bahkan sembunyi-sembunyi, maka hal tersebut bisa dikatakan tidak sah atau haram hukumnya. Sehingga anak yang dilahirkan juga disebut sebagai anak haram.

                   CAH ANGON - CAH ANGON (Anak gembala......anak gembala)
             Cah angon adalah sebutan bagi anak gembala. Yaitu yang menggembala binatang prliharaannya agar bisa mendapatkan makanan atau rumput yang baik dan melidunginya dari bahaya. Yang digembalakan biasanya hewan ternak seperti, kambing, sapi dan kerbau. Dalam lirik ini yang dimaksud gembala adalah pemimpin. Kata Cah angon....., yang dimaksud dua kali dalam lirik ini, menunjukkan suatu hal yang sangat penting. Yang dimaksud disini adalah sebagai seruan kepada para pemimpin. Yaitu seruan kepada siapa saja yang usianya sudah mencapai aqil balig. Di usia aqil balig inilah merupakan tonggak dimulainya proses kepemimpinan manusia, yaitu untuk memimpin dirinya sendiri. Dan menghilangkan kebebasan yang melekat pada dirinya. Oleh sebab itu Kanjeng Sunan Kali jaga menyebutnya dengan sebutan Cah angon atau anak gembala. Karena sejak usia aqil balig setiap anak manusia harus melaksakan ibadah dan mengabdi kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa.

           PENEKNO BLIMBING KUWI (Panjatlah belimbing itu)
           Lirik ini menunjukkan suatu perintah bagi para pemimpin (manusia). Agar memanjat atau meraih buah belimbing. Buah belimbing disini yang dimaksud adalah buah belimbing dari Allah SWT. Buah belimbing mempunyai lima sisi, bila dibelah tampaklah segi lima (lima sudut) menyerupai bintang. Hal ini diqiyaskandengan lima rukun islam yang didalamnya terdapat perintah sholat wajib lima waktu. Yaitu sholat Isya, Subuh, Dhuhur, Ashar dan Magrib.
          Hal ini dimaksudkan apabila perjalanan hidup manusia menginginkanuntuk mendapatkan hidayah atau bimbingan dari Allah SWT, maka hendaknya bersungguh-sungguh dalam menjalankan rukun islam yang lima dan melaksanakan sholat lima waktu dengan dilandasi iman kepada Allah SWT. Karena hal ini merupakan suatu kewajiban bagi seluruh manusia agar supaya hidupnya bahagia baik di dunia maupun di akhirat kelak.

             LUNYU - LUNYU PENEKNO (Meskipun licin tetap panjatlah)
             Untuk menjalankanRukun Islam dan sholat lima waktu, bukanlah suatu hal yang ringan. Karena hal ini memerlukan daya kekuatan iman dan niat serta cintanya kepada Allah SWT. Ditembang ini diqiyaskan dengan lirik lunyu-lunyu penekno, yaitu meskipun terasa sulit, licin dan berat dalam menjalankan rukun islam dan sholat lima waktu, tetapi yang demikian itu harus tetap untuk dilaksanakan. Karena hal itu bisa untuk meningkatkan derajat di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu untuk mendapatkan bimbingan dari Allah SWT, kita harus selalu berpegang teguh pada pohon iman dan senantiasa berserah diri kepada-Nya.

           KANGGO MBASUH DODOT IRO (Untuk mencuci pakaian kamu)
            Menjalankan perintah Allah yang berupa sholat lima waktu dan menetapi Rukun Islam, serta selalu mohon ampunan kepada Allah SWT bisa berfungsi sebagai penghapus dosa manusia. Yang dimaksud dengan dodot atau pakaian disini adalah Iman dan Taqwa. Pakaian manusia yang berupa Iman dan Taqwa ini sangat bisa dipengaruhi oleh hawa nafsu manusia itu sendiri. Sehingga pakaian Iman tersebut bisa terkotori oleh sifat riya', ujub, sombong, congkak, kikir, Iri, dengki, suka marah, suka mengeluh serta mudah putus asa. Inilah kiranya pakaian yang suci tadi jadi bisa ternoda oleh sifat-sifat tercela tersebut, dan melekat pada diri manusia. Sehingga pakaian yang suci tadi menjadi kotor penuh noda dosa. Oleh sebab itu perlu untuk dicuci dan dibersihkan dari noda dosa tersebut, dengan cara melaksanakan Rukun Islam dan sholat lima waktu serta bertaubat kepada Allah SWT. (*)           

No comments:

Post a Comment