Followers

Wednesday 26 August 2015

DUNIA IBARAT USIA TUMBUHAN
                                                                                                                                                
        Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan saling berbangga diantara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keterunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur . Dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaannya. Dan kemudian dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu. "(QS. Al. Hadid: 20) 
         Permainan selalu berpotensi membuat orang lalai. Pengalaman hidup masang-masing kita sendiri sampai saat ini, telah membuktikan dengan sangat jelas akan kebenaraan firman Allah. kesenangan hidup yang bagaimanapun yang diiming-imingkan dan karenanya kita kejar-kejar, ternyata ketika kita talah dapatkan, terbukti hanyalah kesenangan sesaat. Kenikmatan duniawi apa pun yang pernah kita perjuangkan, setelah benar-benar dapat kita rasakan, terbukti hanya merupakan kenikmatan sekelumit yang sama sekali tidak sepadan dengan jerih payah kita pada saat memperjuangkan untuk memperolehnya.
           Bukan itu saja, sering kali bahkan dalam rangka memperoleh kesenangan dan kenikmatan duniawi yang terbukti hanya sesaat itu, kita justru telah merusak diri kita sendiri, merusak pergaulan kita, dan atau merusak tanaman kehidupan kita.
           Mereka yang kecanduan minuman keras narkoba, karena tergiur kesenangan dan kenikmatan sesaat, mereka telah merusak diri mereka sendiri. Mereka yang tega mengorupsi harta negara dan rakyat. Karena terpedaya oleh kesenangan dan kenikmatan sesaat, mereka telah negara dan rakyat mereka sendiri.
            Apabila ajaran agama kita dan pengalaman hidup kita sendiri telah menunjukkan betapa kehidupan duniawi telah memperdaya manusia, mengapa kita seperti tetap dan terus membiarkan diri kita menjadi sasaran tipuannya?
             Kita tidak harus menghindari kehidupan duniawi, tetapi untuk mewaspadai dan memandangnya secara proposional. Seperti kita ketahui ibarat tempat tinggal, betepepun hebatnya dunia sebagai tempat tinggal, ia tak lebih dari hotel atau penginapan, bukan rumah. Memandang hotel sebagai rumah bukan saja tidak proposional, melainkan keliru dan akan menimbulkan masalah bagi yang bersangkutan. Tinggal di hotel, tentu tidak sama dengan tinggal di rumah sendiri, tempat semua orang kembali ke tengah-tengah keluarga. Mirip dan lebih arif perumpamaan ini adalah ibarat jawa yang menyebutkan bahwa kehidupan dunia ini tak lebih hanyalah sekedar mampir ngombe. Singgah sebentar untuk minum, untuk kemudian meneruskan perjalanan menuju keabadian, tempat segala yang hidup di dunia ini kembali keharibaan Penciptanya .
               Orang yang singgah di hotel atau singgah minum dan karena tergiur oleh suasananya kemudian melupakan rumahnya sendiri, tentu akan kita katakan keblinger.
               Lalu, bagaimana dengan kita sendiri yang selama ini bersikap seolah-olah kehidupan dunia ini kekal selamanya dan untuk mendapatkan kesenangan kenikmatanya yang sesaat, tidak jarang kita bersedia mengorbankan apa saja, termasuk na'udzubillah kebahagiaan abadi kita yakni akherat. (*)    

No comments:

Post a Comment